Penilaian Risiko Terjadinya Tubrukan Kapal & Kapal Kandas dan Pemodelan Sebaran Tumpahan Minyak di Selat Lombok

Avesina, Muhammad Azka (2018) Penilaian Risiko Terjadinya Tubrukan Kapal & Kapal Kandas dan Pemodelan Sebaran Tumpahan Minyak di Selat Lombok. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 04211440000118-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
04211440000118-Undergraduate_Thesis.pdf

Download (2MB)

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Letak geografis yang strategis menjadi salah satu alasan banyaknya kapal-kapal yang melewati Indonesia. Oleh karena itu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2002, ditetapkan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). ALKI merupakan jalur yang ditetapkan bagi kapal atau pesawat asing yang akan melewati Indonesia yang terdiri tiga alur yang berbeda yaitu dari ALKI I, ALKI II dan ALKI III. Pada Selat Lombok yang merupakan perairan yang berada pada ALKI II terdapat beberapa pulau yang menjadi wilayah konservasi yaitu Kepulauan Gili (Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air) dan Pulau Nusa Penida. Selain sebagai ALKI II yang menghubungkan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Selat Lombok juga menghubungkan Pulau Bali dan Pulau Lombok sehingga berbagai jenis kapal dan ukuran melintas di jalur tersebut. Kondisi lalu lintas kapal saat melewati Selat Lombok memiliki potensi terjadinya tubrukan dan kejadian kandasnya kapal pada daerah yang diklasifikasikan sebagai wilayah konservasi. Kapal yang bertubrukan dan kandas berpotensi menumpahkan minyak yang dapat mencemari daerah konservasi tersebut. Salah satu tujuan dari skripsi ini adalah melakukan simulasi untuk mengetahui persebaran dari minyak yang tumpah di sekitar area konservasi. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai frekuensi tubrukan dan kandas adalah 6,82 x 10-2 untuk skenario Head-On Collision, 1,13 x 10-2 untuk skenario Overtaking Collision, 2,2 x 10-2 untuk skenario Crossing Collision, 3,3 x 10-1 untuk skenario Powered Grounding, dan 6,89 x 10-7 untuk skenario Drifting Grounding. Nilai validasi untuk masing-masing skenario adalah 98,7% untuk skenario Head-On Collision, 99,1% untuk skenario Overtaking Collision, 99,06% untuk skenario Crossing Collision, 98,9% untuk skenario Powered Grounding, dan 94,3% untuk skenario Drifting Grounding. Simulasi persebaran tumpahan minyak dilakukan pada dua kondisi yang berbeda, yaitu arah angin yang bergerak ke Barat Laut dan Barat Daya. Pada kondisi ke dua, hasil simulasi menunjukkan bahwa tumpahan minyak akan mencemari daerah konservasi di Pulau Nusa Penida, sehingga mitigasi diperlukan untuk mengurangi dampak dari pencemaran tersebut. Pada skripsi ini, mitigasi dapat dilakukan dengan 4 metode, In-Situ Burning, Sorbent, Solidifiers, dan Emulsion Treating Agent.
================================================================================================================================
Indonesia is known as the largest archipelagic country in the world. Strategic geographical location is one of the reasons that many International ships passing through Indonesia. Therefore, based on the Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 37 in year 2002, the Indonesian Archipelagic Sea Lane (IASL) is determined. IASL is the path established for foreign ships or aircraft that needs to pass through Indonesia. There are three different Archipelagic Sea Lane that established in Indonesia namely IASL I, IASL II and IASL III. In the Lombok Strait, which is the located in the IASL II, there are several islands that classified as conservation area, such as Gili Islands (Gili Trawangan, Gili Meno, and Gili Air) and Nusa Penida Island. Lombok Strait is meeting point for ships that sail in IASL II and ships that sail between Bali Island and Lombok Island. Due to the heavy traffic, ships that passing through in Lombok Strait have a probability to collide and run aground, damaging the conservational area. Ships that collide and grounding have the potential to spill oil that can pollute the conservation area. One of the objectives of this study is to conduct simulation in order to estimate the oil trajectory when the event of oil spills occur in this area. Based on the assessment, the collision and grounding frequency is 6.82 x 10-2 for the Head-On Collision scenario, 1.13 x 10-2 for Overtaking Collision scenario, 2,2 x 10-2 for Crossing Collision scenario, 3,3 x 10-1 for Powered Grounding scenarios, and 6.89 x 10-7 for Drifting Grounding scenarios. Validation values for each scenario were 98.7% for Head-On Collision scenarios, 99.1% for Overtaking Collision scenarios, 99.06% for Crossing Collision scenarios, 98.9% for Powered Grounding scenarios, and 94.3% for the Drifting Grounding scenario. The simulation of oil spill dispersion is done under two different conditions. First condition is when the wind and current moves to Northwest and second condition is when the wind and current moves to South-Southwest. In the second condition, the simulation results show that the oil spill reach the conservation area on Nusa Penida Island, so that mitigation is needed to reduce the impact of the pollution. Based on the spill condition, the most preferable countermeasures are In-Situ Burning, Sorbent, Solidifiers, and Emulsion Treating Agent.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Tubrukan kapal, kapal kandas, penilaian risiko, IWRAP Theory, sebaran tumpahan minyak.
Subjects: V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering > VM293 Shipping--Indonesia--Safety measures
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Engineering > 36202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Muhammad Azka Avesina
Date Deposited: 22 Jul 2024 06:53
Last Modified: 22 Jul 2024 06:53
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/56177

Actions (login required)

View Item View Item