G-BLOCK: Bangunan Pemecah Gelombang Menggunakan Beton Geopolimer

Febryan, Jonathan (2018) G-BLOCK: Bangunan Pemecah Gelombang Menggunakan Beton Geopolimer. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 3114100058-Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
3114100058-Undergraduate_Theses.pdf

Download (18MB) | Preview

Abstract

Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan. Sehingga banyak terdapat bangunan-bangunan yang berada di laut, salah satu bangunan tersebut adalah bangunan pemecah gelombang (breakwater). Bangunan ini dibuat dengan menggunakan beton dengan bahan dasar semen yang menghasilkan gas CO2 yang tinggi serta merusak lingkungan di dalam pembuatannya. Fly ash adalah material limbah dari sisa pembakaran batu bara yang melimpah di Indonesia yang dikenal sebagai material ramah lingkungan dan dapat dijadikan pengganti semen untuk membuat beton yang disebut dengan beton geopolimer. Pada penelitian ini akan dianalisa ketahanan beton geopolimer di air laut yang nantinya akan direkomendasikan sebagai material breakwater yang disebut dengan G-BLOCK. Dalam penelitian ini digunakan fly ash kelas F dan bottom ash dari PLTU Suralaya kelas 1-4 dengan larutan NaOH 12M dan 10M terbuat dari air suling dan air laut dengan perbandingan Na2SiO3 : NaOH = 2,5 : 1 serta beton OPC sebagai kontrol. Beton ditargetkan mencapai mutu K-400 sebagai persyaratan beton di lingkungan air laut. Motode perawatan yang digunakan adalah moist curing selama 28 hari lalu direndam di air laut dan perendaman langsung di air laut saat beton berumur 1 hari. Analisa dilakukan selama 118 hari yang meliputi kuat tekan, keausan, porositas, derajat keasaman (pH), dan penetrasi klorida. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa perendaman di air laut mengakibatkan beton geopolimer dihinggapi oleh makhluk hidup teritip, peristiwa ini menunjukkan bahwa beton geopolimer tidak berbahaya (beracun) bagi makhluk hidup laut. Perendaman langsung di air laut pada umur 1 hari dan penggunaan air laut di dalam pembuatan beton geopolimer memberikan dampak yang kurang baik karena kandungan klorida di dalam air laut dapat menurunkan kuat tekan, memperbesar porositas, menurunkan nilai pH, dan meningkatkan kandungan klorida dalam beton. Secara keseluruhan direkomendasikan beton geopolimer air suling 12M sebgai breakwater karena mampu memenuhi mutu K-400 dan mengikat klorida lebih baik dari beton OPC.
===============================================================================================================================
Most areas of Indonesia is the ocean. So there are many buildings in the sea, one of that is a breakwater. This building is made using concrete with a cement base material that produces high CO2 gas and harmfull for the environment. Fly ash is a waste material from abundant coal combustion in Indonesia known as environmentally friendly material and can be used as a substitute for cement to make concrete called geopolymer concrete. In this research will be analyzed the resilience of geopolymer concrete in sea water which will be recommended as a breakwater material called G-BLOCK. This research used fly ash class F and bottom ash from PLTU Suralaya class 1-4 with 12M and 10M NaOH solution made from distilled water and seawater with ratio Na2SiO3: NaOH = 2.5: 1 and OPC concrete as control. Concrete is targeted to achieve K-400 quality as a concrete requirement in the seawater environment. Curing method used is moist curing for 28 days then soaked in seawater and soaking directly in the sea water when the concrete was 1 day old. The analysis was performed for 118 days which included compressive strength, abration, porosity, acidity (pH), and chloride penetration. Based on this research it is concluded that soaking in seawater resulted in geopolymer concrete encountered by living creature of barnacles, this event indicates that geopolymer concrete is not dangerous (toxic) for marine life creatures. Direct immersion in seawater at 1 day and the use of seawater in the manufacture of geopolymer concrete has an adverse effect because the chloride content in seawater can decrease the compressive strength, increase porosity, decrease the pH value, and increase the chloride content in the concrete. Overall it is recommended that a 12 M distilled water geopolymer mixture be used as a breakwater because it is able to meet the quality of K-400 and bind chloride better than OPC concrete.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: beton geopolimer, breakwater, penetrasi klorida, sea water curing, teritip (barnacle)
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Jonathan Febryan
Date Deposited: 16 Jul 2024 04:00
Last Modified: 16 Jul 2024 04:00
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/56363

Actions (login required)

View Item View Item