Kelayakan Air Baku IPA ITS di Area Limpasan ITS Surabaya

Fathyah, Fathyah (2019) Kelayakan Air Baku IPA ITS di Area Limpasan ITS Surabaya. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03211540000059_Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
03211540000059_Undergraduate_Theses.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

ITS Surabaya masih mengandalkan 100% suplai air dari PDAM dengan debit sebesar 31.542 m3/bulan. Pihak ITS berencana untuk membangun IPA (Instalasi Pengolahan Air) dengan debit produksi sebesar 10 L/detik. Pembangunan IPA berkaitan erat dengan ketersediaan air baku. Adanya keterbatasan sumber air, diperlukan alternatif air baku dari sumber lain. Salah satu alternatif air baku yang menjadi obyek penelitian ini adalah air hujan dan greywater. Pemanfaatan kembali greywater ini digunakan sebagai air untuk kegiatan yang tidak dapat diminum. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kelayakan air baku IPA ITS di area limpasan ITS Surabaya dari segi teknis serta menentukan pengolahan awal air baku menggunakan proses koagulasi-flokulasi-sedimentasi. Pada dasarnya, sistem penyaluran greywater dan limpasan air hujan menggunakan box culvert, lalu air dialirkan ke sungai. Penelitian ini mengambil sampel pada box culvert yang memiliki arah aliran air menuju ITS. Pada penelitian ini, terdapat 3 titik lokasi studi utama. 3 titik lokasi ini dipilih berdasarkan jenis saluran yaitu saluran primer, aliran air yang menuju ke ITS serta titik terdekat dengan ITS. 3 titik lokasi tersebut adalah Saluran Keputih, Saluran Puncak Kertajaya dan Saluran Gebang Bundaran. Pada dasarnya, air pada saluran masih banyak mengandung zat padat tersuspensi maupun koloid. Proses koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi dapat meremoval zat-zat tersebut. Proses tersebut dilakukan dengan uji jar test dan settling column. Selain dari segi pengolahan awal, kelayakan air permukaan tersebut juga perlu dilakukan analisis prinsip air baku Kualitas air pada saluran diuji dengan metode Water Quality Index (WQI), dimana pada metode ini menghasilkan tingkatan pencemaran air. Baku mutu yang digunakan adalah PP No. 82 Tahun 2001. Kualitas air baku yang diharapkan adalah Kualitas kelas II. Kualitas air baku dengan kelas WQI tertinggi dikorelasikan dengan besarnya debit saluran. Debit saluran diuji dengan data primer maupun sekunder yang didapatkan, lalu dikorelasikan dengan debit rencana produksi IPA ITS. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu kualitas saluran pada lokasi studi tergolong fair atau medium, dimana saluran perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut. Hasil penelitian dari segi kuantitas didapatkan bahwa saluran Puncak Kertajaya dipilih sebagai alternatif air baku, apabila tidak tersedia lahan sebesar 400 m x 400 m untuk penampung air hujan. Debit air yang tersedia mampu memenuhi debit rencana IPA. Saluran tersebut menampung air limbah domestik yang kontinyu. Analisis pengolahan awal untuk saluran tersebut didapatkan dosis alum sebesar 150 mg/L. Dosis tersebut mampu menyisihkan kekeruhan air saluran sebesar 84%. Waktu pengendapan yang optimum pada saat 20 menit.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Air baku, Greywater, IPA ITS, WQI
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD259.2 Drinking water. Water quality
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD455 Chemical precipitation. Coagulation. Flocculation. Water--Purification--Flocculation.
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Environment Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Fathyah Fathyah
Date Deposited: 18 Jul 2024 03:54
Last Modified: 18 Jul 2024 03:54
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/66785

Actions (login required)

View Item View Item