Al Kahfi, Aridhanka Youri (2019) Analisa Sifat Biopelumas Dari Minyak Jarak Kepyar dan Efeknya Terhadap Performa Mesin Diesel 4 Langkah 1 Silinder. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
04211540000073_Undergraduate Thesis.pdf Download (4MB) | Preview |
Abstract
Kebutuhan lingkungan untuk mengurangi polusi yang diakibatkan pelumas bekas dari minyak mineral mendorong dikembangkannya biopelumas. Bahan baku biopelumas berasal dari tanaman yang banyak tersedia di lingkungan salah satunya adalah tanaman jarak kepyar. Komposisi terbesar pada minyak jarak kepyar adalah asam risinoleat yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan biopelumas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sifat fisika kimia biopelumas dari minyak jarak kepyar, perbandingan properties antara biopelumas dan pelumas mineral setelah dilakukan uji ketahanan pada mesin diesel, dan perbandingan performa antara kedua pelumas selama uji ketahanan. Pengujian dilakukan pada mesin diesel Dongfeng R180 dengan menggunakan bahan bakar Pertamina Dexlite serta pelumas mineral Pertamina Mesran B SAE 40 sebagai pembanding. Hasil pengujian properties biopelumas (viskositas kinematis, indeks viskositas, titik tuang, titik nyala, dan total angka basa) didapatkan bahwa nilai titik nyala belum memenuhi Peraturan Menteri ESDM mengenai standar pelumas yang dipasarkan di dalam negeri. Dari perbandingan properties antara biopelumas dan pelumas mineral setelah dilakukan uji ketahanan selama 200 jam menunjukkan perubahan properties pada kedua pelumas. Peningkatan nilai kekentalan, total angka basa, dan titik nyala akibat terdapat kandungan air pada biopelumas sehingga menimbulkan oksidasi. Kandungan logam besi pada biopelumas setelah uji ketahanan lebih besar jika dibandingkan pelumas mineral. Namun, kandungan aluminium pada biopelumas lebih kecil jika dibandingkan dengan biopelumas. Dari uji performa didapatkan SFOC yang dihasilkan saat menggunakan pelumas mineral pada kondisi peak torque lebih rendah 3,1% lebih rendah jika dibandingkan saat menggunakan biopelumas. Rata-rata SFOC pada kondisi rated speed saat menggunakan biopelumas lebih rendah 2,3% jika dibandingkan saat menggunakan biopelumas. Rata-rata daya saat menggunakan pelumas mineral lebih rendah 0,72% dibandingkan biopelumas dan torsi yang dihasilkan lebih rendah 0.23% dibandingkan saat menggunakan biopelumas.
===============================================
Environmental needs to reduce pollution caused by used lubricants from mineral oil encourage the development of biolubricant. One of the biolubricant raw materials from plants available in the environment is the castor plant (ricinus communis). The biggest composition in castor oil is ricinoleic acid which can be used in the manufacture of biolubricants. The purpose of this study was to study the physical properties of biolubricants from castor oil, to compare the properties of biolubricants and mineral lubricants after conducting a diesel engines durability test, and comparing performance between both lubricants during durability test. Experiment were carried out on the Dongfeng R180 diesel engine using Pertamina Dexlite fuel and mineral oil Pertamina Mesran B SAE 40 as a comparison. The results of biolubricant properties test (kinematic viscosity, viscosity index, pour point, flash point, and total alkali number) were obtained according to the flash point value not fulfilling the Minister of Energy and Mineral Resources Regulation regarding standard. From properties between biolubricants and mineral lubricants after a 200-hour endurance test there is properties change in both lubricants. Increase the value of viscosity, total number of base, and flash point because it contains water in the biolubricant causing oxidation. The iron content of the biolubricants after the endurance test is greater than mineral lubricants. However, the aluminum content in biolubricants is smaller when compared to biolubricants. From the performance test obtained SFOC which is produced when using mineral oil at peak torque is 3.1% lower than compared when using biolubricants. The average SFOC in the value condition when using biolubricants is 2.3% lower than using biolubricants. The average power when using mineral lubricants is 0.72% lower when compared to biolubricants and the resulting torque is 0.23% lower when compared to using biolubricants.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Biopelumas, Kandungan Logam, Performa Mesin Diesel, Properties Pelumas |
Subjects: | T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery > TJ1077 Lubrication and lubricants. V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering > VM731 Marine Engines |
Divisions: | Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Engineering > 36202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Aridhanka Youri Al Kahfi |
Date Deposited: | 01 Jul 2024 07:48 |
Last Modified: | 01 Jul 2024 07:48 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/69045 |
Actions (login required)
View Item |