Basri, Mohammad Hasan (2015) Identifikasi sedimentasi dan erosi badan sungai Bengawan Solo menggunakan metode Ground Penetrating Radar (GPR) di desa Kanor Bojonegoro. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
1113201038-Master_Theses.pdf - Accepted Version Download (6MB) | Preview |
Preview |
Text
1113201038-Paper-1113201038-peperpdf.pdf - Accepted Version Download (758kB) | Preview |
Preview |
Text
1113201038-Presentation-1113201038-presentationpdf.pdf - Presentation Download (2MB) | Preview |
Abstract
Metode Ground Penetrating Radar telah digunakan pada penelitian ini
untuk mengidentifikasi sedimentasi dan erosi pada badan Sungai Bengawan Solo
di Desa Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Antena GPR yang digunakan adalah
frekuensi 90 MHz. Keuntungan menggunakan antena ini adalah penetrasi ke
dalam permukaan yang cukup dalam (10-20 meter). Pola refleksi gelombang
elektromagnetik yang didapatkan nantinya akan menggambarkan sistem
perlapisan sedimentasi dan scouring Sungai Bengawan Solo. Hasil interpretasi
mengenai kondisi struktur bawah permukaan dan erosi pada Sungai Bengawan
Solo dan dibandingkan dengan hasil data bor secara umum didapatkan bahwa
lintasan 1 pada kedalaman 2,5-7,5 meter terlihat reflector yang teratur dengan
horizon yang tajam, diinterpretasikan sebagai pasir. Kemudian lintasan 2 pada
kedalaman 1 sampai 7,5 meter terdapat pasir berlempung dan pada kedalaman 7,5
sampai 20 meter merupakan pasir berlanau. Selain itu didapatkan juga fenomena
yang menunjukkan pasir berselingan dengan lempung pada kedalaman 1-7,5
meter pada lintasan 3. Sedangkan hasil identifikasi meunjukkan bahwa Sungai
Bengawan Solo memiliki pola sedimentasi fluvial yang didominasi oleh lempung,
pasir dan lanau. Terdapat lintasan yang mempunyai sejarah scouring yang
menyebabkan proses erosi, pengendapan dan sedimentasi tidak seimbang terlihat
pada radagram pada kanor. ========== Ground Penetrating Radar method has been used in this study to identify
sedimentation and erosion on the body of the Solo River in the village of Kanor,
Bojonegoro. GPR antenna used is the frequency of 90 MHz. The advantage of
using this antenna is penetration into the surface deep enough (10-20 meters).
Pattern reflection of electromagnetic waves obtained will describe the system
bedding sedimentation and scouring Solo River. Results of interpretation on the
condition of subsurface structures and erosion on the river Bengawan Solo and
compared with the results of the drill data generally shows that track 1 at a depth
of 2.5-7.5 meters are visible reflector regularly with sharp horizon, interpreted as
sand. Then the track 2 at a depth of 1 to 7.5 meters are argillaceous and sand at a
depth of 7.5 to 20 meters of a sand berlanau. In addition it also obtained
phenomena that demonstrate alternating sand with clay at a depth of 1 to 7.5
meters on the track 3. While the identification result reveals that the Solo River
fluvial sedimentation patterns dominated by clay, sand and silt. There is a path
that has a history scouring which led to the erosion, precipitation and
sedimentation unbalanced look at radagram on Kanor.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | RSSI 006.312 Bas i-1 3100017069649 |
Uncontrolled Keywords: | sedimentasi, scouring, GPR, Badan Sungai, sedimentation, scouring, GPR, Rivers Agency |
Subjects: | Q Science > QA Mathematics > QA76.9.D343 Data mining. Querying (Computer science) |
Divisions: | Faculty of Mathematics and Science > Physics > 45101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | - Davi Wah |
Date Deposited: | 29 Nov 2019 08:37 |
Last Modified: | 08 May 2024 03:18 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/72059 |
Actions (login required)
View Item |