Pra Desain Pabrik Konnyaku Dari Tepung Glukomanan Umbi Porang (Amorphophallus Oncophyllus)

Setyono, Rahmasari Nur and Wasi', Abdul (2021) Pra Desain Pabrik Konnyaku Dari Tepung Glukomanan Umbi Porang (Amorphophallus Oncophyllus). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 02211740000005_02211740000101-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
02211740000005_02211740000101-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2023.

Download (16MB) | Request a copy

Abstract

Glukomanan merupakan salah satu kandungan yang terdapat di dalam tepung porang yang baik untuk diet dan kesehatan. Kandungan glukomanan pada tepung porang biasa dikenal sebagai Konjac Glucomannan (KGM). KGM banyak digunakan sebagai bahan makanan tradisional di Asia seperti mie, tofu dan jelly. Manfaat dari KGM adalah mengurangi kolesterol darah, memperlambat pengosongan perut, mempercepat rasa kenyang sehingga cocok untuk makanan diet dan bagi penderita diabetes, sebagai pengganti agar-agar dan gelatin. Tepung glukomanan memiliki banyak sekali manfaat, namun di Indonesia hanya terdapat 1 pabrik yang dapat mengolah umbi porang menjadi makanan olahan yang mengandung tepung glukomanan yaitu konnyaku blocks. Dikarenakan produsennya masih terbatas, Indonesia saat ini masih melakukan impor tepung glukomanan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan bahan baku farmasi dan memenuhi kebutuhan pangan.
Pra Desain Pabrik Konnyaku dari Tepung Glukomanan Umbi Porang (Amorphophallus Oncophyllus) ini direncanakan mulai beroperasi tahun 2024 dengan kapasitas produksi sebesar 10.000 ton/tahun. Lokasi pendirian pabrik ini direncanakan di Desa Banjaranyar Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Kabupaten Nganjuk dipilih menjadi lokasi pendirian pabrik karena merupakan kabupaten dengan ketersediaan bahan baku yang tinggi di Jawa Timur yaitu sebesar 30.360 ton/tahun dengan luas lahan 759 Ha. Dalam pemenuhan kapasitas tahunan, pabrik akan beroperasi kontinyu 24 jam per hari selama 330 hari. Dengan bahan baku sebesar 1.000 kg/jam dapat dihasilkan produk konnyaku sebesar 1.262,65 kg/jam. Proses produksi konnyaku dari teung glukomanan umbi porang dapat diuraikan menjadi 3 tahapan proses.
Tahap pertama adalah proses pembuatan tepung porang dari umbi tanaman porang. Umbi porang dari gudang bahan baku dialirkan menuju ke mesin pengupas kulit. Kemudian dicuci hingga bersih dan dikirim menuju chipper untuk dikecilkan ukurannya. Setelah itu dilakukan proses perendaman dengan larutan NaCl 5% yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan oksalat yang berada dalam umbi porang. Kemudian chips porang basah dialirkan ke crusher untuk dilakukan pengecilan ukuran kembali menjad granula basah porang. Pengecilan ukuran ini dilakukan agar luas permukaan bertambah sehingga proses pemurnian pada tahap kedua dapat menjadi lebih efektif.
Tahap kedua yaitu proses pemurnian glukomanan. Granula basah porang yang dihasilkan pada tahap pertama dialirkan menuju CSTR untuk dilakukan pemurnian menggunakan alumunium sulfat. Hal ini bertujuan untuk mengikat impurities yang masih menempel pada granula basah glukomanan. Pada proses ini akan dihasilkan gumpalan pengotor yang kemudian dipisahkan dari larutan supernatan yang mengandung banyak glukomanan. Larutan supernatan kemudian dikontakkan dengan etanol 95% untuk mengendapkan glukomanan yang sebelumnya terlarut didalam air. Kemudian akan terbentuk granula glukomanan yang selanjutnya dipisahkan dari fase liquid yang merupakan pengotor terlarut. Granula glukomanan basah kemudian dikeringkan dengan tunnel dryer agar kandungan air didalamnya menurun hingga 6,25%. Kemudian dilakukan penggilingan menggunaan ball mill dan pengayakan menggunakan screener untuk menyamakan ukuran tepung glukomanan.
Tahap ketiga adalah tahap pembuatan konnyaku. Pada tahap ini, tepung glukomanan dialirkan menuju ke z-blade mixer untuk dicampur dengan air matang dan larutan kalsium hidroksida untuk menghasilkan konnyaku dengan tekstur kenyal. Adonan konnyaku kemudian dialirkan menuju block former machine untuk dicetak menjadi konnyaku blocks. Setelah itu dilakukan proses sterilisasi dengan air bersuhu 80°C sebelum disimpan dalam gudang produk dan siap diedarkan di pasaran.
Pra Desain Pabrik Konnyaku dari Tepung Glukomanan Umbi Porang ini dirancang sebagai perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem organisasi garis dan staff. Untuk dapat mendirikan pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 10.000 ton/tahun, maka diperlukan total modal investasi sebesar Rp 615.488.163.194,53,- dan total biaya produksi sebesar Rp 659.237.295.076,46,- dengan estimasi hasil penjualan sebesar Rp 892.921.498.062,85,- per tahun. Estimasi umur pabrik ini adalah 10 tahun dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 32,55%, Pay Out Time (POT) 5 tahun 4 bulan, dan Break Even Point (BEP) sebesar 39,14%.
==================================================================================================
Glucomannan is one of the ingredients contained in porang flour which is good for diet and health. The content of glucomannan in porang flour is commonly known as Konjac Glucomannan (KGM). KGM is widely used as a traditional food ingredient in Asia such as noodles, tofu and jelly. The benefits of KGM are reducing blood cholesterol, slowing stomach emptying, accelerating satiety so it is good for food and for diabetics, as a substitute for gelatin and agar-agar. Glucomannan flour has many benefits, but in Indonesia there is only one factory that can process porang tubers into processed foods containing glucomannan flour, namely konnyaku blocks. Due to the limited number of producers, Indonesia is currently still importing glucomannan flour from abroad to meet the needs of pharmaceutical raw materials and meet food needs.
The Pre-Design of the Konnyaku Plant from Glucomannan Powder Porang Tuber (Amorphophallus Oncophyllus) will start operating in 2024 with a production capacity of 10,000 tons/year. The location for the establishment of this factory is planned in Banjaranyar Village, Tanjunganom District, Nganjuk Regency, East Java. Nganjuk Regency was chosen as the location for the establishment of the factory because those districts have high raw material availability in East Java, which is 30,360 tons/year with a land area of 759 Ha. In annual capacity, the plant will operate continuously 24 hours per day for 330 days. With a raw material of 1,000 kg/hour, about 1,262.65 kg/hour konnyaku can be produced. The production process of konnyaku from porang tuber glucomannan flour can be broken down into 3 stages of the process.
The first stage is the process of making porang powder from the tubers of the porang plant. Porang tubers from the raw material warehouse go to the skin peeler machine. Then, until clean and sent to the chipper to reduce the size. Next step is immersion process with 5% NaCl solution which aims to remove the oxalate content in the porang tubers. Then the wet porang chips go to the crusher to reduce the size back to wet porang granules. This size reduction is done to increase the surface area so that the purification process in the second stage can be more effective.
The second stage is the glucomannan purification process. Wet granules of porang produced in the first stage, processed using CSTR to purify with aluminum sulfate. It aims to bind the dirt that is still attached to the wet granules of porang. In this process, impurities will be produced which are then separated from the supernatant solution which contains a lot of glucomannan. The supernatant solution was then contacted with 95% ethanol to precipitate and previously dissolved glucomannan in the air. Then glucomannan granules will be formed which are then separated from the liquid phase which is a dissolved impurity. The wet glucomannan granules were then dried with a tunnel dryer so that the water content in it decreased to 6.25%. Then the process is carried out using a ball mill and sifting using a screener to equalize the size of the glucomannan flour.
The third stage is the stage of konnyaku making. At this stage, the glucomannan flour goes to the z-blade mixer to be mixed with boiled water and calcium hydroxide solution to produce konnyaku with a chewy texture. The konnyaku dough then goes to the machine block to be molded into block. After the sterilization process is carried out with water at 80°C before being stored in the product warehouse and ready to distribute on the market.
The Pre-Design of Konnyaku Plant from Glucomannan Powder Porang Tuber is designed as a company incorporated as a Limited Liability Company (PT) with a line and staff organization system. To be able to build a factory with a production capacity of 10,000 tons/year, a total investment capital of Rp. 615,488,163,194.53 and a total production cost of Rp. 659,237,295,076.46, is required, with an estimated sales revenue of Rp. 892,921,498,062.85, per year. The estimated age of this plant is 10 years with an Internal Rate of Return (IRR) of 32.55%, Pay Out Time (POT) of 5 years and 4 months, and a Break Even Point (BEP) of 39.14%.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Glukomanan, Konnyaku, Umbi Porang, Glucomannan, Porang Tuber
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD547 Flocculation, precipitation, adsorption, etc.
T Technology > TP Chemical technology > TP370 Food processing and manufacture
T Technology > TX Home economics > TX349 Nutrition. Foods and food supply
Divisions: Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Rahmasari Nur Setyono
Date Deposited: 21 Aug 2021 12:50
Last Modified: 21 Aug 2021 12:50
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/89329

Actions (login required)

View Item View Item